Semburat kelopak pada tangkai lunglaimu telah terkoyak
Tersapu segala angan menuai desiran yang menyejukkan
Bagai kidung yang terus mengembara di pekatnya pagi
Rintih jiwamu menusuk helai demi helai satir kalbuku
Seperti telaga tiga warna yang menghitam pekat
Meniduri gerak langkahku yang kian terpejam
Asamu merona senada kuncup menuai rindu
Kini karma meratap kikisan doa
Semudah memutar surya
Keluhmu lahirkan mutiara terselimut debu
Ringan ciptamu menelusuri liku antah berantah
Pada segala rasa dan karsa terbias rona biru senja
Juga pada tongkat yang telah merapuh
Kutanam kehadiranmu
Menyemai indah dalam putih lahirku
8 November 2012
Tersapu segala angan menuai desiran yang menyejukkan
Bagai kidung yang terus mengembara di pekatnya pagi
Rintih jiwamu menusuk helai demi helai satir kalbuku
Seperti telaga tiga warna yang menghitam pekat
Meniduri gerak langkahku yang kian terpejam
Asamu merona senada kuncup menuai rindu
Kini karma meratap kikisan doa
Semudah memutar surya
Keluhmu lahirkan mutiara terselimut debu
Ringan ciptamu menelusuri liku antah berantah
Pada segala rasa dan karsa terbias rona biru senja
Juga pada tongkat yang telah merapuh
Kutanam kehadiranmu
Menyemai indah dalam putih lahirku
8 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar